22 Oktober sore hingga 23 Oktober dini hari mungkin sama seperti waktu-waktu yang lain. Sederhana. Ah, tapi bagi kami, itu adalah kesederhanaan yang begitu mewah, begitu meriah. Apa sebab?
Hoplah? Hoplay? Ini Hopla 4! |
Pada tanggal itu, di Kantin Sastra (kami mengakrabinya dengan sebutan Kansas), ada Hopla 4. Acara musik biasa, tapi entah mengapa terasa begitu luar biasa. Payung Teduh, Bungabel, The Bobrocks, Hamba Allah, Backing Soda, Surya Kencana, Fonetics, pemusik Teater Pagupon, Evi, 90 Horse Power, Dolphin Division, dan Dangdut Pantura adalah sosok yang mampu membuat orang-orang betah dan bertahan di Kansas hingga dini hari.
Hopla 4 juga membuat Kansas yang biasanya kaku dan beku karena sinar putih lampu neon menjadi begitu hangat berkat lampion-lampion yang tergantung di segala penjuru. Sejak Hopla 2, lampion memang begitu erat. Lampion bukan hanya penerang, tetapi juga penanda bahwa kami merindukan seseorang yang telah berlalu lebih dulu, Mas Deddy Kuncoro. Lampion ini untukmu.
Di tengah keramaian, kami, Kelir Kata, mendiami sebuah meja di bawah televisi. Menanti tangan-tangan kosong menjemput buku-buku terbitan kami.
Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar