Selasa, 11 November 2014

Kelir Kata di UI Book Festival 2014


Kelir Kata hadir dalam UI Book Festival 2014.  
10,11, 12 November 2014 di Auditorium Gedung IX FIB UI.

Yang mau beli atau sekadar lihat-lihat, yuk, mampir-mampirlah, siapa tahu nanti terpikat! :-)

Menyapa Dunia




Hai, maafkan kami yang baru sempat menyapamu.

Ada sedikit kenang-kenangan di akhir Oktober lalu. Sedikit karena memang jumlahnya enggak banyak, tapi bukan berarti enggak berkesan. Well, peluncuran buku Kelir Kata, 31 Oktober di Coffee War, kemarin semoga jadi kenang-kenangan buat semua orang yang suka dengan rasa.

Sore belum juga tua, Coffee War sudah penuh sama kawan-kawan dan mereka yang berkenan mampir. Sedikit was-was juga sebenarnya, semoga enggak mengecewakan para sahabat yang datang. Ada beberapa kawan kami minta buat ngisi acara peluncuran itu. Dari urutan pertama ada Bungabel. Kawan kami yang satu ini memang enggak pernah kelihatan enggak keren. Biasa "main bising" kali ini kami tantang buat "main anteng". Ya, nyatanya suara Mbak Sari tetap bikin senyum-senyum dalam hati.



Bungabel memang sudah lama akrab dengan Pagupon, rumah kami muncul. Bungabel juga dari sana. Karena itu, spesial buat peluncuran buku Kelir Kata, mereka kami minta mereka membawakan lagu-lagu yang ngiang di telinga sejak pertama kali dulu tahu Bungabel.








Tentu saja, namanya peluncuran buku, enggak lengkap kalau enggak dibacakan isi bukunya. Fifi Juliana Jelita, kawan kami juga di Pagupon, segaja kami repotkan sekligus untuk baca sajak dari buku kami dan jadi moderator juga MC. Maaf merepotkan, ya, Fi... 😊 Ini juga sekaligus momen buat syukuran Kelir kata, kami sempatkan potong kue buat simbolis saja. Kuenya cokelat, dipotong, dimakan bersama sebab kami ingin suasana yang  akrab.



Masih belum puas, kami minta Mas Yan, begitu akrabnya kami sapa Mas Yanusa Nugroho--kawan sekaligus guru bagi kami, buat iseng-iseng kasih tahu apa yang baik dan kurang dari tiga anak baru kami, Terbanglah, Dara, Jarak Menghidupkan Hasrat, dan Belukar Kisah, Bianglala Rasa.




Beberapa penulis juga kami minta nampil. Suara serak yang kadang bikin kecut nyali orang, kami bawa ke Kemang sana. Gema Mawardi, sudah jangan bicarakan apa-apa soal dia sebab dia enggak ngapa-ngapain saja sudah keren, membacakan Kela(m)bu juga beberapa sajak lainnya. Juga Rebecca Kezia, kawan kami yang manis ini memang baru lulus, tapi segudang lebih yang sudah dia lakukan, ditemani suara merdu biola, membikin manis Sepasang Laron di Bulan punyanya Mbak Siti Devi.




Lalu, di akhir kami bikin geger Coffee War dengan menampilkan Payung Teduh. Beberapa lagunya berasal dari sajak dalam Terbanglah, Dara. Dibawakan juga lagu lain, dulu lagu-lagu itu ngiang sampai rindu di Pagupon.




Hmmm, enggak ada yang sempurna memang di dunia. Acara dan buku kami juga masih banyak yang "disayangkan". Tapi inilah kami, Kelir Kata, yang mencoba hadir di tengah kejenuhan melakoni hidup di Jakarta. Sederhananya, kami ingin kalian yang menikmati karya kami, jadi kangen.



Malam hampir lepas, semua sudah nampil. Ya, apa lagi? Tinggal mengakrabkan diri dengan semuanya. Semoga berkenang, semoga kangen, semoga berteman. Rindu dari tengah ketiadaan waktu, semoga jadi peluru buat selalu berkunjung ke kami, Kelir Kata, ataupun rumah kami, Pagupon.

Salam damai.

Senin, 03 November 2014

Ilustrasi yang Manis untuk Secangkir Kopi






Ilustrasi ini adalah ilustrasi pertama yang 'go public' selain di buku sketsa saya tentunya, media sosial, memorimu, kamar handai taulan, dan komputer jinjing saya. Ini dipublikasikan di kumpulan cerpen penerbit Kelir Kata yang berjudul Belukar Kisah, Bianglala Rasa.

Ilustrasi ini dibuat untuk cerpen hasil tangan lincah Regina Kunthi Rosary.

Kelir Kata baru saja merilis tiga buku pertama mereka sekaligus, malam tadi, di Coffee War, Kemang (31/10). Sayang sekali, saya tidak dapat hadir. Namun, doa ini ada selalu bersama mereka. Sukses untuk Kelir Kata, Teater Pagupon, dan kamu apalagi. Terima kasih sekali lagi untuk Ananto. Ilustrasi saya tidak sehebat rekan sejawat lainnya. Penasaran? Belilah buku-bukunya. Cuma 40k saja, di simpang lima banyak.

"Andaikan kamu adalah kopi, adakah yang kausembunyikan di balik hangat dan nikmat aromamu, Kina?" Sang kekasih terdiam. Laki-laki itu tersenyum.
"Koffie" dalam Belukar Kisah, Bianglala Rasa.

Sumber: http://on.fb.me/1s7hplN 



Hana Rosmalia Alfia
Membuat ilustrasi untuk "Koffie" (Regina Kunthi) dalam kumpulan cerpen Belukar Kisah, Bianglala Rasa.

Sebuah cerita singkat dari Jenni Anggita




Ini cerpen keempat saya di akhir dua ribu empat belas dalam bunga rampai Belukar Kisah Bianglala Rasa.


Rasa kecil saya masih terus menyelimuti sepanjang proses sampai akhirnya kemarin 1 November 2014 buku itu di-launching. Riuh hari itu, bagi saya adalah pembuktian kecintaan kita pada dunia sastra bahwa sastra tetap hidup meski kita sudah meninggalkan bangku kuliah.

Ketika di sana, pelan-pelan saya dibisiki, yang selanjutnya perlu ditanamkan dalam diri adalah berkarya saja, soal kritiknya, serahkan pada kritikus sastra. Layaknya labirin, masih banyak rute yang belum saya jelajahi, laut yang belum diselami. Dan tentu saja, buku ini pemicu untuk terus menulis, menulis, menulis...
 

Terima kasih Kelir Kata dan khususnya Ananto Sutyasno Setyaji. Idris Utama yang tak putus menyemangati. Sang editor Mursyidatul Umamah. Diana Nurwidiastuti dan geng pantar tercinta. Mas Ignatius Haryanto dan kawan agenda18. Mentor dan kawan akademi kebidanan novel dkj. :-)

Sumber http://on.fb.me/10iqqRE



Jenni Anggita
Menulis cerpen "Nyonya Bast" dalam kumpulan cerpen Belukar Kisah, Bianglala Rasa.

Minggu, 26 Oktober 2014

Ada Kelir Kata di Hopla 4

22 Oktober sore hingga 23 Oktober dini hari mungkin sama seperti waktu-waktu yang lain. Sederhana. Ah, tapi bagi kami, itu adalah kesederhanaan yang begitu mewah, begitu meriah. Apa sebab? 

Hoplah? Hoplay? Ini Hopla 4!
Pada tanggal itu, di Kantin Sastra (kami mengakrabinya dengan sebutan Kansas), ada Hopla 4. Acara musik biasa, tapi entah mengapa terasa begitu luar biasa. Payung Teduh, Bungabel, The Bobrocks, Hamba Allah, Backing Soda, Surya Kencana, Fonetics, pemusik Teater Pagupon, Evi, 90 Horse Power, Dolphin Division, dan Dangdut Pantura adalah sosok yang mampu membuat orang-orang betah dan bertahan di Kansas hingga dini hari. 

Hopla 4 juga membuat Kansas yang biasanya kaku dan beku karena sinar putih lampu neon menjadi begitu hangat berkat lampion-lampion yang tergantung di segala penjuru. Sejak Hopla 2, lampion memang begitu erat. Lampion bukan hanya penerang, tetapi juga penanda bahwa kami merindukan seseorang yang telah berlalu lebih dulu, Mas Deddy Kuncoro. Lampion ini untukmu.

Di tengah keramaian, kami, Kelir Kata, mendiami sebuah meja di bawah televisi. Menanti tangan-tangan kosong menjemput buku-buku terbitan kami.


 Terima kasih.


Senin, 13 Oktober 2014

Pre Order Buku

 
Buku:
1. Terbanglah, Dara (Antologi Sajak Pagupon)
2. Jarak Menghidupkan Hasrat (Antologi Sajak)
3.  Belukar Kisah, Bianglala Rasa (Kumpulan Cerpen)

Periode: 16-26 Oktober 2014
Harga khusus @ Rp 35.700. 3 buku jadi Rp 105.000,00.

  • Pesan via SMS/Whatsapp ke nomor 0856-9207-6087 atau via e-mail ke kelirkata@gmail.com dengan subjek Pesan Buku Kelir Kata.
  • Sertakan juga data diri berupa nama, alamat, no. telepon, serta judul dan jumlah  buku yang dipesan.
  • Ongkos kirim ditanggung pembeli.
  • Setelah pemesanan didata, silakan transfer (uang pembelian dan ongkos kirim) ke 9000017350365 (Bank Mandiri) a.n. Ananto Sutyasno Setiaji
  • Transfer paling lambat 27 Oktober 2014 jam 11.00. Kalau tidak transfer, pemesanan dianggap batal.
  • Setelah transfer, harap kirim bukti transfer via Whatsapp atau e-mail.
  • Buku akan dikirim setelah 27 Oktober 2014.

Jumat, 10 Oktober 2014

Buku Kami: Belukar Kisah, Bianglala Rasa (Kumpulan Cerpen)


Mereka adalah kaum muda yang berinteraksi dengan banyak hal di hidup metropolitan. Beda latar belakang, beda kejadian, beda kisah juga dalam perjalanan hidupnya. Rasa yang diterima juga beda-beda. Beberapa di antara mereka sudah sering bercerita, beberapa masih mencoba. Itulah bianglala, semua punya warnanya sendiri tapi bisa beriringan. 10 pencerpen yang masuk dalam kumpulan cerpen ini mewakili segmen-segmen dalam dunia metropolitan.

Detail Buku
Halaman vi + 98 hlm.
Ukuran 148mm x 210mm

Harga buku Rp 39.900,00 (belum termasuk ongkos kirim)