Hai, maafkan kami yang baru sempat menyapamu.
Ada sedikit kenang-kenangan
di akhir Oktober lalu. Sedikit karena memang jumlahnya enggak banyak, tapi
bukan berarti enggak berkesan. Well, peluncuran buku Kelir Kata, 31 Oktober di
Coffee War, kemarin semoga jadi kenang-kenangan buat semua orang yang suka
dengan rasa.
Sore belum juga tua, Coffee
War sudah penuh sama kawan-kawan dan mereka yang berkenan mampir. Sedikit
was-was juga sebenarnya, semoga enggak mengecewakan para sahabat yang datang.
Ada beberapa kawan kami minta buat ngisi acara peluncuran itu. Dari urutan
pertama ada Bungabel. Kawan kami yang satu ini memang enggak pernah kelihatan
enggak keren. Biasa "main bising" kali ini kami tantang buat
"main anteng". Ya, nyatanya suara Mbak Sari tetap bikin senyum-senyum
dalam hati.
Bungabel memang sudah lama
akrab dengan Pagupon, rumah kami muncul. Bungabel juga dari sana. Karena itu,
spesial buat peluncuran buku Kelir Kata, mereka kami minta mereka membawakan
lagu-lagu yang ngiang di telinga sejak pertama kali dulu tahu Bungabel.
Tentu saja, namanya
peluncuran buku, enggak lengkap kalau enggak dibacakan isi bukunya. Fifi
Juliana Jelita, kawan kami juga di Pagupon, segaja kami repotkan sekligus untuk
baca sajak dari buku kami dan jadi moderator juga MC. Maaf merepotkan, ya,
Fi... 😊 Ini juga sekaligus momen buat syukuran Kelir kata, kami
sempatkan potong kue buat simbolis saja. Kuenya cokelat, dipotong, dimakan
bersama sebab kami ingin suasana yang
akrab.
Masih belum puas, kami minta
Mas Yan, begitu akrabnya kami sapa Mas Yanusa Nugroho--kawan sekaligus guru
bagi kami, buat iseng-iseng kasih tahu apa yang baik dan kurang dari tiga anak
baru kami, Terbanglah, Dara, Jarak Menghidupkan Hasrat, dan Belukar Kisah,
Bianglala Rasa.
Beberapa penulis juga kami
minta nampil. Suara serak yang kadang bikin kecut nyali orang, kami bawa ke
Kemang sana. Gema Mawardi, sudah jangan bicarakan apa-apa soal dia sebab dia
enggak ngapa-ngapain saja sudah keren, membacakan Kela(m)bu juga beberapa sajak
lainnya. Juga Rebecca Kezia, kawan kami yang manis ini memang baru lulus, tapi
segudang lebih yang sudah dia lakukan, ditemani suara merdu biola, membikin
manis Sepasang Laron di Bulan punyanya Mbak Siti Devi.
Lalu, di akhir kami bikin
geger Coffee War dengan menampilkan Payung Teduh. Beberapa lagunya berasal dari
sajak dalam Terbanglah, Dara. Dibawakan juga lagu lain, dulu lagu-lagu itu
ngiang sampai rindu di Pagupon.
Hmmm, enggak ada yang
sempurna memang di dunia. Acara dan buku kami juga masih banyak yang
"disayangkan". Tapi inilah kami, Kelir Kata, yang mencoba hadir di
tengah kejenuhan melakoni hidup di Jakarta. Sederhananya, kami ingin kalian
yang menikmati karya kami, jadi kangen.
Malam hampir lepas, semua
sudah nampil. Ya, apa lagi? Tinggal mengakrabkan diri dengan semuanya. Semoga berkenang,
semoga kangen, semoga berteman. Rindu dari tengah ketiadaan waktu, semoga jadi
peluru buat selalu berkunjung ke kami, Kelir Kata, ataupun rumah kami, Pagupon.
Salam damai.